Rabu, 30 Desember 2009

bye...bye...

0 komentar
Aku benar tak ingin....
Tapi sepertinya sekarang waktunya ku tak kan lagi impikan kalian lagi. Sudah kusiapkan kotak yang telah ku hias cantik untuk membungkus semuanya. Huff...buram mataku ditutupi cairan saat ku tulis semua ini. Benci...benci...Aku ucapkan selamat tinggal pada kalian. tapi sudah saatnya ku temukan rangkaian berikutnya. mungkin bersama beberapa diantara kalian juga, tapi tentu tak kan jadi yang sama seperti yang dulu. Tak kan serupa seperti saat label itu menempel pada kita.

Tapi sebelum aku tutup kotak itu, mungkin tak ada salahnya aku ungkit sedikit tentang kalian. Kalau terhitung dari waktu, mungkin 1,5 tahun hanya jadi setetes rum dalam blackforest. Tapi buatku dan mungkin cuma aku yang rasakan, aku tak kan suka blackforest tanpa ada rum didalamnya. Yup...berlebihan memang, tapi aku sungguh merasa beruntung pernah berdiri di barisan itu. Hingga ku bisa berucap syukur terhadap pilihanku yang lain. Semangatku pun muncul saat kalian butuh aku.

Sudah waktunya kotak itu kututup dengan kepedihan mimpiku yang dulu kuimpi-impikan harus lenyap ditelan arus subjektifitas. Ku mulai susun strategi dengan mimpi-mimpi baru yang pernah kita buat bersama. Tak kan ku kecewakan kalian yang tanamkan benih semangat, keberanian, dan juga limpahan kebahagian di awal mataku terbuka akan ketidakpastian.

terima kasih merah...

261209

Jumat, 25 Desember 2009

sepi...kosong...

0 komentar

hanya ada diri meringkuk. tak terdengar gegap gempita. nuansanya tak pernah dirasa sakral. mengalir lalu hilang. lantas tak meninggalkan jejak. sejatinya tak ayal terasa. hanya ada yang kosong. lalu buka pintu kedewasaan sendiri. tanpa kata...tanpa ucapan...

dirinya lantas tak sanggup beri tipuan. terasa dirinya ingin sekali dapat pandora. beri kesejukan di malam yang temaram. setetes air tumpah, mencoba lenyapkan harapan. berharap muncul di berikutnya...

Minggu, 29 November 2009

Remember, Hope, and Denial

0 komentar
Aliran itu indah
Matahari sembunyi
Petir menggelegar
Air jatuh ke permukaan
Sore itu dingin
Diiringi deru mesin
Saat bercengkrama selagi teduh
Sambil menerka ada apa esok

Aku bekerja selagi matahari mampu temani
Lalu menyusuri sugai tuk pulang
Aku kesal tak mau kembali ikuti norma adat
Tapi senyumnya luluhkan amarah
Warna-warni kartu temani malam
Rasanya semakin nyaman
Abaikan yang menggangu

Aku kerasan bersama mereka....
Bersamanya...

Senang rasanya namaku di panggil-panggil
Diberi kebahagiaan

Malam terakhir ku duduk-duduk di dermaga
Menunggu awak berseragam biru pulang
Menatap langit dengan ladang bintangnya
Ku ucapkan harapan saat bintang berpindah
Mungkin itu hanya dongeng

Hey...awak berseragam biru!!!
Kau akan tetap kuanggap baik
Tapi sudah waktunya ku lepas
Mencoba menanak hidup
Menyusuri dengan jejak langkah
Mungkin tanpamu
Tanpa siapapun
Karena tak mungkin terus berharap
Hingga harus menyangkal hidup

Selasa, 17 November 2009

Gapai Langitnya

0 komentar
tatapan itu kosong
tak kenal arah tujuan

celotehnya beri tawa
tapi ia tak paham maknanya

suara sulit dilahap
sebab pikirannya lambat

hingga yang sulit tak sanggup dicapai
tapi semua tak pernah pasti

ia coba rakit sediri
buang keterasingan
abaikan ketersisihan
usaha tuk tampil apa adanya

walau ia paham wujudnya
tak ada sepasang mata melirik
mereka pun beri jarak
bahkan beberapa lari

tak lantas ia tegar
kadang berfikir lenyap dari sosialitas
berharap tak rasakan lelah
saat harus memerah hidup

berharap ia bisa melaju
tersenyum dalam keluguan
tak pernah sesali ketersediaan
nafkahi rasa jadi jamak

pilunya jadi semngatnya esok
kembali curi keangkuhan
menyusuri ladang angkasanya
kadang sesat jadi bimbang

Minggu, 11 Oktober 2009

tetap berharap

1 komentar
dulu kala...

seribu senyuman selalu di limpahkan pada Si Manja..
tak kunjung lelah tu hibur dirinya...


sekarang...

memang egois...
tak suka kalian berjalan dinamis sendirian...
pergi tak pernah menoleh...

aku memang bodoh tak pernah mau belajar kehilangan...
mengelak itu tak mungkin, tak mungkin terjadi...

sejak awal ku sudah tau...
kalian hanya sedang singgah dari lompatan-lompatan besar berikutnya...
tapi aku masih linglung karena kalian benar-benar pergi...

kemana kalian?

kini esensi tercerai berai...
eksistensi akankah berakhir??

bingung si manja itu harus ku apakan?
apakah ia sebaiknya diberikan kepada yang berhak?
tapi menurutku tak ada yang lebih paham...
tak ada yang lebih sayang...
tak ada yang lebih mencintai dia selain yang sudah membesarkannya...

dia tak bisa menangis...
tak bisa berteriak...
tak bisa merengek...
tapi bisakah kalian rasakan saat ini dia sedang terombang-ambing...
tersesat tak tau mau kemana...

padahal si manja itu harus mengejar waktu sebelum waktu membunuhnya...
atau ia mati bukan karena waktu,tapi karena perintisnya...
yang merelakannya pada orang yang tak pernah paham siapa anak manja itu...
pasrah oleh subjektifitas...

kalaupun ia hidup hanya nama yang ada...
jiwanya akan tidur dan digantikan sang boneka baru...
kuharap kalian tidak menutup telinga, tidak pura-pura buta...
coba kalian rasakan kini warnanya sudah semakin pudar...
tidak sepekat yang lalu...
karena si manja itu rindu kalian yang menafkahinya...

dia yang kini mati suri di kebun hijau...


masa depan...

aku tetap berharap...
ada atau tanpa siapa pun...
kalian tetap jadi neraca yang seimbang...
karena ku tau jejaknya tetap terpahat utuh di diri kalian...

090909

Jumat, 09 Oktober 2009

angka beda

0 komentar
kala satu jadi dua
naif pun terkuak
menanti malam tuk bicara
tak satu pun tergerak

selisih dua perayaan
singgah ke jarak terdekat
walau dirasa malu
tapi sempat tuk hadir

kau datang
di awal langkah
bila lewat tak lagi dimau
hmm... atau ada kau yang aneh

mungkin sedikit beda
nyata kah itu?
dikala iman tak lagi sama
tapi kau hadir jadi kawan

waktu tak lagi terasa
tapi ruang tetap lekat
walau paham tak singgah
namun terasa nyenyak

tak butuh pujian seberat beban
hanya celotehan seringan kapas
tapi tetap tersimpan dalam pandora
tak pernah lenyap disapu kelajuan

kini kau robot guna menebus ilmu
temu bila aku di sedulur
tak perlu bicara tuk banyak kenal
sejak purnama kedua saat itu

Jumat, 11 September 2009

Dimakan Waktu

1 komentar
ku paham kau telah tanam
akar merajut hingga ke inti
ukiran elok hanya sebuah dalam rimba

ilalang sesatkan jalan setapak
nampak kau berputar arah
galau temui jalan semulus kerikil
aku paham tak lagi biasa
tanah kini bukan pijakan

aksen latar tak lagi kau gubris
ku simpan saja dalam pandora
usahkah engkau jadi Levinas

pintaku hanya pada diri
egoku biar mengerang-erang
rasaku tak tahan terus menguncup
nadir jadinya ingin berubah
akut tumbuh suburkan sang ganjil
hidupkan yang asing, apakah parasit?

bala bantuan tak sanggup pulihkan
esa pun tak kunjung beri
racun dan obat pernah jadi penawar
unsurnya tetap musnah
cuma jadi setetes air dalam kosmos
anomali malah makin bergejolak
pacu kisruh minta jadi abdi

usang tak mungkin terlirik
naas harus ada tumbal
tak kuasa tuk menolak
ucap mantra penuhi ritual
kala tabir diharap musnah

maaf jika terusik
endemi tetap melanda
nalarku ikut berkehendak
untuk tetap dan terus menjadi
namun biar luaran mencela
goresan tangan beri senyuman
guna nyaman tetap hadir
untuk limpahkan cairan luka

Jumat, 07 Agustus 2009

Ibu Aku Tetap Sayang

0 komentar
haruskah ku bungkam mulut ini tuk tak lagi salah
haruskah ku telan semua bulat-bulat tanpa boleh berucap

walau kau tak kan paham arti inginku
walau aku tak paham dewasa tanpa tau luaran

kau sodorkan semua dengan pisau lidahmu
hingga ku telan air mata biar tak ada bekas

aku mungkin tak paham
apa inginmu
apa harapmu
apa gelisahmu

tapi aku coba
dengarkan walau kau tak percaya
tersenyum walau sakit
tak susahkanmu walau ku harus

ternyata usahaku tak cukup
yang kau ingin aku bungkam tanpa suara
yang kau ingin aku diam terpasung

aku tau kau tak ingin buatku menangis
tak mau buatku hilang arah

tapi kau pikir aku bocah yang merengek
minta kenikmatan tanpa tau derita

sembah sujud tuk satu izinmu
apa boleh aku menanak hidup dalam semesta?
hingga nanti ku bawa jiwa dunia padamu
tanpa kau perlu tanyakan mengapa aku menangis

Dapatkah Kembali?

0 komentar
ku pandangi secuil waktu yang tlah ku pinjam dari hidup...
kemarin ku bungkam dalam ingatan hingga ia tersesat...
sinis temani anomali air...
tapi aku rindu bukan cuma jadi celotehan...

kuingat intuisi penuhi cairan otak dikala awal...
kukira kalian sombong...
ternyata kalian angkuh...
kukira kalian cerdas...
ternyata kalian licik...
tapi ku lihat usaha tuk bersama...

semangat jadi nyanyian jiwa...
hiraukan gunjingan...
singkirkan kegagalan...
hanya berusaha tuk jadi yang dinamis...

kuingat...
saat bangunan awal kita bentuk...
saat kita menanam benih baru pada bocah berseragam...
saat kita rapatkan barisan dalam harapan tuk satu keyakinan...
hingga emosi pernah jadi warna...
saat tiupan lilin pertama yang berdiri tegak di atas tart...
saat kita tinggalkan jejak membekas menuju tugu pusat kota...
saat kita bangun keramaian hanya dengan lilin...
saat obrolan panjang semalam suntuk...
saat kita rekam semuanya dengan alat seadanya...

ku harap akan muncul sejarah baru bersama kalian...
tak peduli ada atau tanpa siapa...
tak cukup satu tiupan lilin tuk semua letupan...
karena mimpi kita belum dimulai...

Senin, 03 Agustus 2009

Secuil Ocehan Perubahan Iklim

0 komentar

Katanya bumi kita lagi ngalamin perubahan iklim, emang perubahan iklim tu apa siy? Bukannya malah enak kalo tiba-tiba Indonesia jadi beriklim subtropis (lho…malah ngawur..). mungkin aja siy bisa, tapi sebelumnya Indonesia harus kehilangan ribuan pulaunya. Waduh…kok bisa? ya bisa lah…wong Artik yang punya salju abadi harus jadi lautan terlebih dahulu. Daripada ngomongnya ngelantur, saya mau sedikit sok tau buat jelasin apa itu perubahan iklim.


Perubahan iklim terjadi karena semakin menghangatnya suhu dipermukaan bumi (Kata hangat bukan dalam konotasi positif lho…). Dengan bertambahnya 1­­­­ celcius aja udah ganggu keseimbangan dalam sistem kehidupan bumi. Tapi nyatanya menurut laporan para ahli yang tergabung dalam IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) rata-rata suhu permukaan bumi bertambah 0,74 0 celcius tiap tahunnya. Kalo naik terus lama-lama bumi ga bisa jadi tempat yang nyaman.


Gimana mau nyaman kalo bakal sering terjadi bencana seperti badai, banjir, kekeringan, bahkan kerusakan yang bakal terjadi di permukaan bumi seperti punahnya keanekaragaman hayati, penggurunan, mencairnya salju abadi di kutub selatan dan utara yang menyebabkan naiknya permukaan air laut, selain itu manusia semakin rentan terkena penyakit, dan yang paling parah terjadi krisis pangan. Kalau sampe itu terjadi (atau bahkan sudah terjadi) Indonesia termasuk yang paling awal ngerasain dampaknya perubahan iklim. Kok bisa? Coba aja kalian kira-kira sendiri, Indonesia sebagai Negara kapulauan yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia, sekitar 81000 km2 harus menghadapi efek dari mencairnya permukaan es di kutub selatan dan utara. Bukan Cuma itu, Indonesia juga akan mengalami bencana lainnya. Ih, serem banget kalo kita harus jadi pengungsi dari akibat perubahan iklim


Trus kita mesti gimana dong? Nanti dulu, saya mau sedikit jelasin penyebabnya dulu. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya gas rumah kaca (Co2, CH­, N2O, dll) ini numpuk di atmosfer, sehingga menghalangi sinar matahari yang seharusnya setelah diserap bumi, dipantulkan lagi ke luar angkasa. Sinar matahari yang ga bisa keluar itulah yang menyebabkan suhu bumi bertambah. Gasnya dari mana? 61% gas ini berasal dari pembakaran minyak bumi sebagai sumber energi kita, dan juga dari hasil pembakaran batu bara. Sisanya dari pembebasan lahan hutan, pertanian, sampah dll.


Nah kita kan udah tau penyebab paling basar ada di kesalahan penggunaan sumber energi, trus sekarang muncul pertanyaan energi apa yang baik untuk memperlambat laju perubahan iklim? wah…kalo urusan ini sebenernya Indonesia paling banyak punya energi terbarukan yang bisa dimanfaatin sebagai sumber energi utama. Penah denger kan kalo Indonesia itu Negara yang paling banyak gunung berapinya? nah pasti banyak wilayah Indonesia yang bisa jadi sumber energi geothermal. Bukan Cuma itu, wilayah Indonesia yang beriklim tropis yang kebanyakan daerahya berada di pesisir juga bisa jadi keuntungan bagi Indonesia untuk memanfaatkan energi surya, angin, microhydro. Sampe-sampe sampah dan kotoran pun bisa jadi bahan energi biomassa. Sebenernya bukan Cuma merubah energi kotor ke energi bersih atau energi fosil jadi energi terbarukan untuk mencegah perubahan iklim, tapi kita juga harus memanfaatkan seefisien mungkin energi yang tersedia.


Lha trus kalo dah tau gmn caranya kita merealisasikan semua itu toh konfersi energi harusnya kan jadi kerjaan penerintah? Banyak banget yang bisa kita lakukan, apa lagi kita kan ini muda, merah, dan berrrbaaahhaaayyyaa… Kita mulai aktif untuk mencari tau agar pemahaman kita nambah. Kalo kita dah ngerasa cukup tau kita bagi-bagi ilmu yang kita tau ke orang lain, tapi jangan asal ngomong tanpa tau itu bener atau engga. Bukan Cuma partai politik doang yang bisa kampanye, tapi kita juga bisa kampanye agar kita sampai pada seluruh masyarakat dunia yang sadar dan mau bersama-sama melawan perubahan iklim. Waduh…emang bisa ya? Kesadaran terbentuk dari diri masing-masing, jadi kita mulai dari diri sendiri untuk lebih akitf peduli akan sekitar, toh ga ngerugiin kita juga!

Jadi bergerak sekarang…!!!

To Anosion

0 komentar

Semua terasa larut

Entah karena malam

Atau karena bimbang


Detik waktu terasa cepat di jantung

Maaf…maaf…


Terasa mencekam

Pilihan telah dibuat

Paham tak lagi benar

Cemas tak mau binasa


Detik waktu terasa cepat di jantung

Maaf…maaf…


Diri tak lagi jujur

Penyumbang x

Terus bertanya

Lalu percaya


Detik waktu terasa cepat di jantung

Maaf…maaf…


Pihak ke tiga ambil bagian

Beri kompas petunjuk arah

Bahwa pelita telah redup


Detik waktu terasa cepat di jantung

Maaf…maaf…


Kampung menunggu

Pesta pora dari hasil

Akankah bahagia?


Detik waktu terasa cepat di jantung

Maaf…maaf…


Sajikan sepiring luka menganga yang ditaburi garam diatasnya

Rabu, 01 Juli 2009

Aku Anima Intelektiva

1 komentar
hingga kohesifitas muncul
timbul rasa yang satu tapi mungkin ilusi

awal yang salah saat egoisme dianggap altruisme
hingga semua jadi yang berbalik
dan aku disini jadi yang tak paham
hingga lakrimal harus bekerja lebih

benarkah ini untuk mereka?
atau sebaliknya?
ini semua hanya untuk aku?

ingin ku sudahi agresi ini
hingga regressi, proyeksi, represi itu tak hinggap
karena celah-celah itu gelap
tapi terlalu menarik untuk jadi anastesi yang ampuh

ku mohon....
kalian yang sadar jangan absen dari sisiku
bantu aku mainkan peran ini
bersama indra yang membentuk persepsi
hingga kognisi terus bekerja sebagai norma

izinkan aku kembali ke laku yang dulu
hingga tranferensi tak lagi perlu
biar ku cari pemahaman itu sendiri

kau kan lihat reaksi formasiku
hingga divergen jadi hasil formulamu
waham pun jauh dan aktualisasi hadir
hierarki dasar pun terpenuhi

selalu ada batas kusula dan akusula
hingga yang satu....
tak lagi hanya kehendak tapi juga berasio

coba jadi yang radikal walau hanya untuk aku

tetap sama

0 komentar
biar semua kata
datang lalu lenyap

tak paham pun ikut hadir
layar tak beri semua

hingga
buat semua
yang lugu
jadi sombong

dan jadi yang jahat
untuk langit mendung

aku di sini
tetap jadi yang kontra

karena kalian yang tak paham

Selasa, 30 Juni 2009

aku dan regresiku

1 komentar
sahabat kecilku, ku harap kalian bisa kembali
kembali tuk temaniku
dulu kalian selalu hiasi lamunanku
sebelum si sombong ini muncul
kalian temani aku kapan pun aku mau
kenapa kalian tak pernah hadir lagi?
aku belum cukup berani tanpa kalian

tadi kalian ku panggil...
tapi...
mengapa sakit yang kurasa?
apa karena kalian telah terusik dengan yang nyata?
jahat sekali dia!

kalian ingat dulu...
saat kalian pertama hadir...ibu marah padaku...
saat aku sendiri di rumah...kalian ramaikan hatiku...
saat aku sedih...kalian menghiburku...
saat aku kesal...kalian membalasnya...
dan saat aku senang...kalian menambahkannya...

kemarin aku bangga
karena kalian tepati janji kan pergi pada waktu yang tlah kita sepakati
tuk menjadikanku yang sadar
agar aku mengenal yang lain
dan saat itu ku temukan pengganti
bagai ku temukan wujudmu yang nyata
tapi kalian tetap hadir temani aku
walau dalam wujud yang tak lagi serupa
kadang kalian buatku takut
takut ketika kita bersama dan yang nyata itu pergi

tapi saat ini...saat ini...
apa kalian dipaksanya pergi?
hingga kalian tak ingin lagi temaniku?
tapi mereka jadi yang jahat saat kalian pergi

aku sayang kalian berempat...
kalian bagian terindah yang menemaniku
dan saat ini kurasakan pahitnya tanpa kalian
tapi aku tau...
kalian pergi karena aku harus kenal yang lain
dan aku tau...
kau tak tega tinggalkan aku kesakitan di sini
hingga kau hadirkan teman
aku janji pada kalian untuk menjaga mereka berdua
agar aku yang nyata tak buat mereka bosan

kalau kau dengar aksaraku ini
maafkan aku karena kita saling menyakiti dengan pilihan kita
selamat tidur semua....

kamu ada karena aku...
dan kalian tinggalkan jejak pada hidupku...

Rabu, 24 Juni 2009

menuju yang tak sadar

0 komentar
bingkai ketiadaan kini membelenggu
tidak ada kata yang tampak
bahkan tak ada yang tersimpan
yang ada hanya coretan bagai benang kusut
yang entah bagaimana membacanya

janji tenang singgah temani sementara
semua bilang lara pasti datang
namun aku tak sabar di sini
biar...biar...perih itu hadir untuk dirasa
agar semua tau apa yang dimau

ketidakpastian itu tetap hadir
entah untuk mengobati atau menambah lagi luka
hanya sabar yang diharap muncul tuk temani tenang
hingga coretan tak bermakna itu mundur
diganti tabularasa yang mulai ditorehkan dialektika baru

satu genggaman

0 komentar
bilik-bilik kini mulai jadi kokoh
entah siapa yang buat
semua adalah tokoh
dan akan tergenggam erat

naif memang membelenggu
tak tahan ingin hilang
namun mereka menggenggam
tak ada izin tuk pamit

beranjak berdiri tampak optimis
dan ucapkan terima kasih untuk hidup jadi mahir
getir semua terasa manis
manis pun berubah getir

berdiri lalu melayang
melayang lalu dihempas
tersungkur lalu digenggam
tak mau lagi hadir pesimis

awal baru digenggam

Minggu, 14 Juni 2009

satu aksara

0 komentar
tak bersua
kata tak lagi terjamah
sebab hanya ada satu aksara
yang tak pernah lepas

setiap ku pandang...
setiap ku ingat...
setiap ku rasa...

pandang mata itu
tak ingin ku lepas
biar hanya diam
tergambar

ku ingat awal
kaku yang timbul
aku pun pesimis
akankah usai

rasa masih terasa
hanya aku yang tau
ku biarkan ini beku
agar tetap utuh

ku harap kau mau mengerti...
rasa satu aksara

Sabtu, 23 Mei 2009

kantong besar keegoisan membuka mata atau menutup hati?

0 komentar

teman?
mungkinkah teman lupa akan janji...
mungkinkah teman tak ingat aku ada di sampingnya...
mungkinkah teman korbankan untuk yang baru...
mungkinkah teman melangkah tanpa tengok temannya yang menunggu...

benang kusut itu tak akan kembali cantik bila tak ada usaha memilinnya untuk dibenahi...
lalu, apa guna guratan kata indah?
apa hanya guratan kata indah yang kau toreh bukti dari kau teman?
apa hanya itu?
bagiku guratan kata indah itu tak lagi punya makna bila realita memberi kenyataan pahit...



satu....


aku terbuai bukti kau temanku...





dua....



aku terbuai tulisan indahmu...





tiga....



nyata terlihat kau tak lagi hadir disampingku...
nyata terlihat kau tak butuh aku disampingmu...
nyata terlihat kau tak lagi mau aku disampingmu...

mungkin karna aku tetap jadi aku...
bukan dia...
bukan mereka...
bahkan bukan kalian...
kau terlampau bahagia untuknya hingga ku tak lagi tampak dimatamu...

maaf kawan kuberikan hasil buruk pada tes pertemananmu...
namun tes itu jadi bukti kalau kau tak yakin aku ini temanmu...
semuanya semakin jelas bahwa ketidakberesan ini semakin nyata...
kau tak parnah anggap aku teman...

teman tak akan pernah berkata pada temannya "bahwa aku tak punya teman "...
teman akan memberi kabar ketika aku menunggu...
teman selalu merangkul bukan bersaing...

aku tetap di sini untuk semua orang yang menganggapku teman...
teman bukan mainan yang bila telah usang tak lagi pantas digenggam...
ruang ini kini bergulir riuh, ricuh, kacau...
semua itu bukan karena kau, bukan karena aku, bahkan bukan karena yang lain...
karena aku tak ingin menyalahkan siapa pun disini...
namun aku ingin bertanya semua ini tanggung jawab siapa?

atau mungkin semua itu karena makna teman bukan lagi punya makna dalam kata indahmu dan aku??
telah ku lewati faseku tanpamu, dan kau lewati fasemu tanpaku...

terima kasih guratan kata-kata indah yang tak lagi punya makna di hatiku...
terima kasih atas kejelasan semuanya...
tapi yang kubutuhkan hanya ketulusan dari semua makna itu...

aku hanya bisa berkata demikian untuk seorang kawan yang katanya butuh aku hapus air matanya...

Kamis, 07 Mei 2009

debu

0 komentar

melebur di sepanjang jalan yang damai...

tentram bersama dalam sepi...

tak terusik oleh riuhnya manusia lalu lalang...

asik menikmati istirahatnya sebelum pagi menjelang...

hingga tiba saat untuk tak lagi bersama...

Selasa, 05 Mei 2009

sampai batas

0 komentar

Rabu, 29 April 2009

cibiran untuk siapa?

1 komentar


bibir ini ingin mencela


kota metropolitan ini semakin sesak dipenuhi orang-orang bodoh


aspal-aspal kota dirusak oleh roda-roda kemunafikan


rela jadi pesuruh hanya untuk menikmati kehidupan yang menggerogoti kenikmatan yang semestinya


pijakan ini telah diusik

....

0 komentar

detikan waktu tak kenal henti


setiap kepingan tak lagi utuh


bulat terkikis debur ombak


akankah kembali rujuk?



yang raya punya kuasa

Minggu, 05 April 2009

Pilar Bangsa Menurut Saya

0 komentar
Sebagian besar pemuda (youth) adalah remaja.
Ong Hok Ham pernah mencatat asal-usul munculnya kata pemuda. Ironisnya, kata ’pemuda’ ternyata adalah konstruksi kolonial. Pemuda adalah nama lain dari pengacau, ekstrimis, teroris. Hal ini bukanlah tanpa alasan, orang Belanda mengadopsi pemikiran Jawa tentang kekuasaan yang menempatkan Kaum Tua dengan kebijaksanaan dan pengalaman, sedangkan Orang Muda adalah ketidakmatangan dan tiba suatu saat nantinya diintegrasikan dalam dunia orang dewasa (Kaum Tua).
Remaja (adolescence)? Jean Piaget dalam teori kognitif menyebutkan remaja merupakan fase kehidupan dimana manusia mengalami goncangan akibat terjadi peralihan dari masa kanak-kanak menuju manusia yang berfikir abstrak, logis, dan idealis. namun masa remaja inilah masa yang paling penting. Dan dalam bukunya ‘The Republik’, Plato menjelaskan adanya tiga bagian perkembangan manusia yaitu keinginan, semangat, dan nalar. Nalar adalah bagian tertinggi yg baru muncul pada saat remaja.
Remaja berada dalam periode perkembangan yang paling optimal dibanding periode kehidupan lainnya. Remaja punya cukup banyak energi untuk dipergunakan, punya otot-otot fisik yang kuat. Secara psikis, kemampuan konsentrasi remaja ada dalam kondisi prima. Maka tak heran kalau remaja yang merupakan bagian dari kaum muda dianggap sebagai ujung tombak dari perubahan dan kemajuan bangsa.

Pemuda sebagai makna perubahan
Dengan potensi yang dimilki pemuda bangsa ini, maka yakinlah bahwa pemuda dapat merubah realita yang ada sekarang menjadi lebih baik. Tentu ini sudah tergambar jelas dalam sejarah dimana pemuda mampu menggerakkan dan mengubah dunia. Sejumlah fakta sejarah di bangsa ini, seperti Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Proklamasi 17 Agustus 1945, gerakan pemuda dan mahasiswa di tahun 1966 hingga reformasi Indonesia pada Mei 1998, peran signifikan kaum muda untuk perubahan tidak terbantahkan.
Setelah merujuk dari fakta bahwa pemuda merupakan pioner dari sebuah perubahan, marilah kita berkaca apakah potensi pemuda sebagai agent of change sudah bisa dikatakan optimal? Menurut PBB usia 15-24 dikatakan sebagai pemuda (youth). Jumlah pemuda Indonesia mencapai sekitar 80,7 juta orang dari total 220 juta rakyat Indonesia. Dalam periode yg sama China sedang bingung dengan jumlah penduduk usia lanjut yang lebih banyak, sedangkan bangsa ini malah disuguhlan dengan potensi anak muda yang melimpah.
Kita akui, pengaruh sistem kehidupan yang berlaku dalam suatu kurun kehidupan sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan perilaku manusia yang hidup pada zaman tersebut. Ibarat tabula rasa (kertas kosong) manusia akan terbentuk dari pengetahuan yang diperolehnya semasa ia hidup. Dengan kondisi pendidikan, politik, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain sebagainya, apakah generasi penerus bangsa itu mendapatkan pengetahuan yang terbaik? Tentu kita tidak dapat mengkambinghitamkan satu pihak, namun marilah kita mulai bercermin apakah pemuda bangsa ini dapat menjadi pilar-pilar penyokong agar bangsa ini tetap kokoh sekaligus semagai motor penggerak pembangunan.

mereka yang cuek terhadap kondisi kehidupan masyarakat.
Mereka yang merasa bahwa zona kenyamanan adalah hidup yang berjalan lurus dan mengikuti jalan yang sudah ada. Kaum muda yang bangga menjadi kaum terpelajar namun tak mau dibuat pusing oleh keanehan-keanehan yang seharusnya perlu dibenahi bersama. Bagi kelompok seperti ini keberhasilan studi merupakan cita-cita yang paling dijunjung tinggi dan senantiasa jadi haluan perjuangannya. pengetahuan memang cukup mereka kuasai, namun tidak berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam kehidupan masyarakat.
Dalam studinya, kelompok ini memang relatif banyak berhasil; namun mereka belum menjadi pemuda dambaan bangsa. Kehidupan kelompok ini hanya berkisar antara kampus dan rumah. Angan-angan mereka Setelah lulus kuliah, kerja untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan. Dari sini tergambar jelas terbentuknya sistem individualis. Menjadikan nilai-nilai kemanusiaan tidaklah lagi penting karena yang terpenting adalah bagaimana menyelamatkan diri sendiri dari kesengsaraan. Mereka membuat standar bahwa yang penting adalah yang bermanfaat bagi dirinya dan tidak merugikan orang lain.

mereka yang terpesona dengan sistem kehidupan saat ini.
Mereka yang terbuai dengan segala bentuk kenikmatan yang mungkin dirasakannya saat ini. Mereka yang senang menghabiskan waktu dan uang mereka guna memenuhi segala kepuasan mereka. Pergi ke mall untuk membeli produk yang sedang marak diperbincangkan, makan junk food, menggunakan handphone paling muktahir dan segala hal yang tak mereka sadari telah menjadikan mereka sebagai kaum yang tak peduli sesama dan menjadi kaum konsumerisme.
Tidak hanya itu, mereka bahkan sudah terjerumus ke dalam hal-hal yang menyimpang. kita dapat lihat bukti nyata dari kekacauan yang mereka perbuat dari mulai tawuran yang saat ini mulai menjalar ke kalangan mahasiswa, beredarnya video mesum kaum terpelajar, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat Aditif lainnya), seks bebas, aborsi, dan tindakan kriminal yang dilakukan pemuda. Apakah itu yang didambakan bangsa ini? Jawabannya jelas 100% bukan itu.

Mereka yang bersemangat, peduli, dan mau bertanggung jawab
Mereka lah yang didambakan bangsa ini. Mereka yang peduli dengan nasib bangsanya kelak. Merasa bahwa tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Karena segala sesuatunya harus ada yang memulai dan juga terus dipertahankan. Mereka yang tidak hanya mengkabinghitamkan satu pihak, namun lebih memilih untuk bergerak melakukan perubahan. Bukan hanya merubah dirinya tapi juga orang lain agar issue politik, ekonomi, pendidikan, lingkungan, budaya, dan lain sebagainya menjadi penting untuk diperdebatkan dan difikirkan bersama-sama. Menjadikan masalah, keanehan, dan penyimpangan yang sedang terjadi di bangsa ini sebagai tanggung jawab semua pihak termasuk dirinya.

Penutup
Saya bukan bermaksud menggurui melainkan saya di sini hanya ingin menyampaikan apa yang saya rasakan. Betapa besar potensi yang bangsa ini punya, bukan potesi minyak bumi, batu bara, renewable energy dan kekayaan alam lainnya tapi potensi para generasi penerus bangsa yang apabila tidak kita kembangkan justru akan menjadi bumerang bagi kelangsungan bangsa ini kelak. Jadi mulai lah dari hal kecil untuk melakukan perubahan, karena semua bentuk yang besar berasal dari yang terkecil.

Senin, 30 Maret 2009

malam petualangan

0 komentar
sunyi malam terusik
anak-anak manusia mengusiknya
duduk melingkar di bawah atap
walau dingin meradang sampai ke tulang

semua berjalan
perlahan menuju keberadaan ruang tanpa batas
tergambar jelas dalam benak
terhenyak menikmati
topik yang teramat nyata terasa

tergambar dalam diri
hangat kebahagiaan
diam-diam masuk tanpa permisi
lebur jadi satu ikatan

subuh memberi tanda
petualangan diikuti waktu
anak-anak manusia pulang
karna realita
tak sabar menunggu

Minggu, 22 Maret 2009

iseng-iseng mikirin makna

1 komentar

saat aku lihat sisi lain lembar kehidupan itu
sisi dimana ketidakberdayaan muncul
sisi dibalik yang terbaik
aku dihadapkan pada ragamnya hidup
dimana tak satu pun sempurna
dan tak satu pun yang tak berdaya
bagai keterikatan batang dengan daun
bagai air butuh wadah
menjadikan segalanya berada dalam ruang
ruang yang saling meleburkan semuanya dalam integritas
menjadikan semuanya penuh makna
makna dari satu sistem yang menjadikannya semua yang berbeda menjadi satu

dari diskusi teman yang peduli

0 komentar
meringis rasanya melihat nasib di negeri yang katanya tercinta ini. tak terbayangkan apa yang sebenarnya akan terjadi apabila pendidikan selalu dijadikan tempat orang-orang tidak bertanggung jawab memainkan aksinya dan menomerduakan tujuan dari pendidikan itu sendiri. contoh kasus yang saya dengar dari seorang kawan yang peduli bahwa baru saja terjadi keprihatinan di sebuah sekolah dasar. yang membuat saya memutuskan menjadikannya sebagai pengisi halaman dari blog saya ini.
Puluhan siswa kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar Simojayan II, Desa Simojayan, Kecamatan Ampelgading, kini harus bersimpuh di lantai saat belajar. Hal ini karena meja dan kursi di kelas mereka diambil paksa oleh perajin yang membuatnya.sedih rasanya membayangkan nasib para siswa siswi sekolah tersebut dan tentunya marah melihat tingkah dari pengrajin kayu yang mengambil paksa kursi dan meja. namun saya juga tidak bisa menyalahkan si pengerajin kayu itu faktanya bahwa hal itu terjadi karena pengerajin kayu yang juga kebingungan harus bagaimana mananggung kerugian karena sampai saat ini semua biaya pemesanan belum terlunasi. Alasannya adalah Pemerintah Kabupaten Malang, yang memesan meja itu dalam proyek pengadaan meja dan kursi belajar tahun 2006 bernilai Rp 2,9 miliar, tidak membayar biaya pembelian kepada perajin yang membuatnya. dinas pendidikan berargumen bahwa spesifikasi bhn yg tidak sesuai dgn ksepakatan. apakah itu sebuah alasan yang tepat untuk mempertanggungjawabkan nasib siswa sekolah dasar tersebut?
buat saya itu merupakan realita yang sungguh ironis yang benar-benar terjadi di negeri ini. sebuah fakta betapa buruknya pendidikan bagi generasi penerus bangsa. nanun sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi sebagian besar masyarakat yang lebih memilih mengkambinghitamkan satu pihak. menyalahkan sebuah dinas pendidikan yang mungkin terlihat seperti penjahat pendidikan.
benarkah kesalahan ini sepenuhnya milik dinas pendidikan? mengapa kita tidak mulai dari bercermin pada diri sendiri apakah kita juga harus bertanggung jawab atas hal ini? bukan hanya hal ini, namun pada semua kenyataan yang menjadikan hukum, moral, budaya, ekonomi, pendidikan, politik, lingkungan, dsb menjadi tidak sejalan dengan tujuannya. tanggung jawab yang sebenarnya harus kita luruskan bersama-sama dengan lebih memilih berkarya dengan optimis.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/18/16353755/Bangku.Sekolah.Diambil.Paksa.

Rabu, 18 Maret 2009

menanti esok yang berbeda

0 komentar
cemas aku menunggu ketidakpastian hari esok
membuat isi kepalaku penuh
ingin secepat mungkin hari esok tiba
untuk memastikan semua ketakutanku
jika kau membaca ini mungkin kau akan tertawa lepas
betapa penakutnya aku yang berfikir mundur dan meringkuk ketakutan
tapi apa yang kucemaskan bukanlah apa yang akan ku lakukan besok
namun mencemaskan penyesalan yang terlambat
karena telah melakukan hal yang mengecewakan
semoga semua itu karena aku yang paranoid
sehingga esok jadi hari yang menyenangkan yang dilalui bersama
semoga malam ini mataku cepat terpejam
membunuh waktu oleh ketidaksadaranku
menanti esok yang berbeda

Sabtu, 14 Maret 2009

tak bergerak

0 komentar
sendiri aku menghadap dua pintu yang bisa terbuka setiap saat...

aku hanya duduk diam tak tau harus berbuat apa...

rasanya ingin pergi melalui salah satu pintu...

tapi diri ini tak sanggup beranjak berdiri...

duduk sambil tersenyum sinis pada makhluk dalam cermin...

Rabu, 04 Maret 2009

ceria malam di tengah kota

0 komentar



malam ketika kota tak lagi kering...
ketika hari terakhir dari pekan itu...
kurasakan kebahagiaan yang meluap...
ganjalan yang perlahan-lahan sirna...

sudah lama aku menanti...
kemarin aku...

selalu berfikir apa salahku??
apa perlu aku yang memulai??

berkat kesabaranku...
berkat keberanianmu kawan...

smuanya terucap jelas dari mulutmu...


memang bukan urusanku...
tapi aku mau kau membaginya...
selayaknya teman yang membutuhkan temannya...

setidaknya keberanianmu itu membuatku yakin...
bahwa kau akan tetap jadi teman terbaikku...


walau kita berbeda...

ku harap perbedaan itu tidak lagi menjadi bumerang...

melainkan menjadi hal yang dapat kita pikirkan bersama-sama...

karna hidup itu penuh dengan dialektika kawan...


malam dingin itu...
tanpa henti kita berbincang-bincang...
menjadi bagian dari keramaian kota...

menjadi bagian kaum konsumerisme...
bersenang-senang di dunia kita...
tak peduli dan melupakan ganjalan yang lain...


terima kasih kawan...

(semanggi, 2009)

cuma buat kenang-kenangan

0 komentar

senang bisa ada di keluarga merah,,,

cerita gw ini mungkin ga penting bwat orang yg baca selain gw tapi ini kan blog gw jadi mau-mau gw nulis disini.

lets start this story,,,

klo ditanya kenapa gw bisa milih si merah itu, gini awal mulanya. waktu itu lagi liburan semester satu gw, tesa, ade lagi ngobrol-ngobrol sambil ngayal ditukang bakso Pak Min (maklum waktu itu kita adalah manusia-manusia kurang kerjaan). tiba-tiba pembicaraan mengarah klo kita pingin ikut LSM. LSM apa aja yg penting LSM, kita ngomong dari LSM AIDS, WWF, WALHI, sampe akhirnya gw bilang da LSM di Cikini tapi gw lupa namanya. akhirna kira-kira seminggu kemudian gw dan tesa memulai pencarian LSM mana yang bakal kita coba. berhubung data paling lengkap yang gw punya cuma LSM yang namanya GREENPEACE (dapet dari go girl), akhirnya kita memutuskan bwat ke Cikini. setelah dapat petunjuk Mas Didit dari telepon, sampailah gw dan tesa di depan rumah yg ada tulisan gede "GREENPEACE" dan ternyata itu kantor greenpeace (ga sesuai dengan ekspektasi gw). lumayan lama gw cuma berdiri di depan pintu saking takutnya gara-gara di dlm banyak cowo-cowo bertampang sangar yang lagi ngobrol. akhirnya kita memberanikan diri bwat masuk. di dalam kita dijelasin oleh Mas Didit greenpeace tu apa dan gw tangkep disitu greenpeace itu LSM pelinding hutan. setelah ngisi data nama dan telepon di kertas kita pulang. katanya siy nanti dihubungin lagi. karena gw dan tesa ga puas cuma nyoba di greenpeace akhirnya besoknya kita ke antornya WWF. setelah di jelasin panjang lebar di WWF, kita berdua mutusin klo kita bakal nunggu greenpeace ngubungin kita.

nah setelah beberapa minggu dari mulai gw nunggu bwat di telepon sama greenpeace sampe bodo amat sama LSM akhirnya ketika gw abis ujan-ujanan mw berenang di cempaka putih, tiba-tiba da telepon dari greenpece, klo gw di suruh dateng bwat ikut orientasi. hari sabtu akhirnya gw dan tesa dateng bwat ikut orientasi. banyak banget yang dateng tapi semuanya kebanyakan sombong-sombong. gw puyeng dengerin masing-masing team jelasin tugas-tugasnya, apa lagi sama Solar Generation yang ngebosenin dan "ga gw banget". pas disuruh milih gw mw gabung di team mana, kita berdua bingung dan akhirnya kita milih team yang paling dikit peminatnya yaitu "Solar Generation". dibandingin sama team yang lain, emang SolGen tu paling ga asik dari mulai kerjaannya sampe cowoknya yg tampangnya paspasan (hehehehe). tp gw tertarik dengan RE pa lagi solar panel (sempet ketipu sama galih yg bilang klo kita bakal instalasi solar panel di BodyShop).

setelah beberapa minggu berharap-harap ditelepon buat ikut orientasi akhirnya dapet telepon dari Iyoet bwat deteng ke kantor hari sabtu (lupa tepatnya bulan apa). gw ngebayangin orientasi tu isinya banyak banget orang, ternyata yang yang diorientasi cuma lima orang. tu orientasi engga banget, cuma dengerin Iyoet dan Rere ngoceh ada kali tu 4 jam (ga cape ya?gw ajah dah bosen, enek, laper pula), gw kira dah selesai tu dengerin mereka ngoceh eh, tiba-tiba galih, doyok, wulan, aples dateng bwat ngoceh lagi. alhasil gw masuk jebakan batman dari jam 11 sampe jam 5. dan maklum lah gw dulu itu jadi orang pamrih banget (mang sekarang engga?) jadi berharap dapet kaos cantik, tp ternyata gw cuma dapet pin stop nukes dan slayer SG. tapi dari situ anak yang mudah dibegoin dan ditipu ini terpengaruh oleh iming-iming dari SG.

pengen ketawa ngakak rasanya klo inget gw dulu setiap disuruh dateng rapat. seneng? jelas gw seneng, dah kaya makhluk panggilan gw siap sedia datang. padahal tiap rapat baru mulai jam 4 dan gw pulang kuliah jam 11, bisa dibayangin tololnya gw jalan-jalan kaya orang bingung sepanjang jalan salemba buat menghabiskan waktu. huh, kenapa ya gw bisa sampai sebodoh itu dulu? padahal mah enakan tidur dirumah. tapi bodohnya gw yang dulu jadiin gw yang sekarang lebih berfikir luas (ah, masa?). ga kaya gw yang dulu cuma kuliah pulang kuliah pulang. dulu cuma 2 tempat yang pasti gw tuju, yaitu kampus dan rumah. sekarang lumayan dah dikit, bosen di rumah, atau males ngampus bisa mampir ke cimandiri 24 buat senang-senang bareng keluarga merah.

biarin aja temen-temen gw yang biasa gw temuin di gedung biru jalan Dipenogoro itu bilang gw ini autis, nakal, aneh, malah bilang gw males. tp gw seneng akhirnya gw bisa nemuin temen-temen yang emang udah gw tunggu dari jaman gw SD dulu. temen yang bukan cuma seneng-seneng tapi juga yang punya mimpi bukan cuma buat dirinya tapi buat banyak orang. senang dalam puzzle hidup gw bisa ketemu orang-orang hebat macam kalian semua.

gw sadar banget gw nulis ini ketika gw sedang senang berada disini. tapi siapa yang tau klo tiba-tiba gw mau ngapus tulisan ini karena gw kesel atau apalah itu yang gw ga mw bayangin sekarang. dan gw sadar semua itu pastinya ada akhirnya, tapi gw bahagia bisa ada di keluarga merah.

040309

si kiri

1 komentar
aku tak tau bentuk kau...

namun kau menjadikan seorang 'aku'...
menjadikanku bermetamorfosis...
aku yang berasio...
aku yang berkehendak...
aku yang berdialektika...
tapi juga aku yang linglung...

aku sadar bukan kau...
melainkan matahari yang memulai hariku...
namun kau membentuk gugusan di malamku...

kau tau...
di ruang itu,
seusai semua bersorai,
dan cahaya kembali dari tidurnya,
aku mencarimu...
tak pedulikan yang lain...

sebab kau...
kau yang mungkin tanpa sadar telah menarikku ke kerumunan itu...
aku yang irasionil menginginkan pertanggungjawaban darimu...

karena kau makhluk kiri penjaga kegelisahan...

Aku yang Naif

0 komentar

ketika mata ini baru saja kembali dari pejamannya

aku mememukan khayalanku menembus realita

rasanya tak ingin mata ini terpejam lagi


ketika diri ini kembali terbangun dari mimpi indahnya

benarkah realita itu hanya mimpi?

rasanya ingin kembali ke mimpi indah itu

dan menjadikannya abadi


tapi aku jenuh

lelah menanti yg tidak mungkin

rasanya ingin lari meningalkan siang


namun diri yang naif ini berkata

“matahari itu terlalu indah tuk aku tinggalkan sampai kapan pun”

kampusQu???

0 komentar

lembaga pendidikan seharusnya memenuhi kebutuhan peserta didiknya bukan hanya menjadikannya sebagai sarana untuk meraup keuntungan. nyatanya terdapat lembaga pendidikan yang katanya sudah terakreditasi menurut saya baru saja menyalahi aturan. ” mahasiswa angkatan 2007 dan 2008 dihimbau untuk melunasi pembayaran BPP POKOK semester genap sebelum tanggal 19 Januari 2009. apabila belum melunasi pembayaran BPP POKOK semester genap maka tidak diperkenankan mengikuti UAS smester ganjil pada tanggl 19 Januari 2009. (jakarta, 12 Januari 2009)” pengumuman disebarluaskan tanggal 14 Januari 2009.

saya jadi bingung, itu himbauan atau paksaan??

tentunya semua mahasiswa angkatan 2007 dan 2008 kaget membaca pemberitahuan itu. hanya ada tenggang waktu 3 hari (karena sabtu-minggu bank tutup) untuk melunasi pembayaran BPP POKOK.

lalu muncul pertanyaan kenapa kita tidak boleh mengikuti UAS?? sedangkan biaya semester ganjil sudah dilunasi dan UAS merupakan hak mahasiswa karena sudah membayar kewajibannya. mungkinkan usaha mahasiswa selama 1 semester harus terhenti karena kebijakan ini?? banyak mahasiswa yang bingung dan menanyakan ke bagian keuangan bahkan sampai ke dekan. namun mahasiswa hanya akan berhadapan dengan para staf yang sangant tidak ramah.

akhirnya ada kebijakan baru yang mungkin itu didapat dari banyaknya telepon orang tua mahasiswa yang tidak sanggup membayar sebelum tanggal 19 januari 2009. kebijakannya yaitu mengisi surat pernyataan bermaterai bahwa akan melunasi BPP POKOK sesudah uas (hal itu pun dipersulit salah satunya kita harus memperbanyak sendiri surat pernyataan itu)

saya jadi inget pembicaraan dosen waktu gw di kelas. “minggu depan kita kuis ya,,,,!!” satu minggu kemudian dosen itu masuk ke kelas pada pukul 12.00 (padahal kuliah dimulai pukul 10.20) dengan ekspresi yang sedikit kecewa. “seharusnya hari ini kita kuis untuk menambah nilai UTS. tadi saya menitipkan kertas ini ke bagian administrasi untuk di-photocopy sejumlah mahasiswa saya. ketika saya kembali ternyata soal-soal ini belum di photocopy. kata bagian adminnya ’sedang tidak ada dana untuk photocopy’, jadi kita tidak jadi kuis.”

apakah kampus sedang mengalami krisis keuangan?? sampai-sampai mahasiswa yang harus menaggungnya?? padahal setiap tahunnya terdapat ribuan mahasiswa membayar uang kuliah. kemana larinya semua itu?? bicara tentang fasilitas, menurut saya siy itu kurang banget. AC yang kadang-kadang ga dingin, fasiltas mengajar masih menggunakan whiteboard dan OHP (jadul yah,,,), 1 kelas diisi sebanyak 75 mahasiswa (ruangannya separo ruang kelas gw waktu SMA), Wi Fii yang hanya ada di tempat-tempat khusus, sampai dosen yang kadang bahkan sering tidak hadir tanpa pembertahuan.

buat saya ini cukup ironis. mahasiswa hanya diam saja menaggapi semua ini. sulit memang karena konsekuensi yang cukup berat ketika kita menentang keputusan kampus. dilain hal pihak kampus diam saja ketika banyak mahasiswa melakukan hal bodoh saling lempar-lemparan batu dengan kampus tetangga. mungkinkan mahasiswa yang bodoh itu lebih menguntungkan ketimbang mahasiswa yang berani menuntut kebenaran??

dan sungguh ironis sebuah lembaga pendidikan formil yang dikatakan sudah terakreditasi ternyata tidak sesuai dengan visi dan misi pendidikan.

 

pena dalam pandora... Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template