0
komentar
Diposting oleh
je pense donc je suis on 10.42
Label:
ibu,
puisi
haruskah ku bungkam mulut ini tuk tak lagi salah haruskah ku telan semua bulat-bulat tanpa boleh berucap
walau kau tak kan paham arti inginku walau aku tak paham dewasa tanpa tau luaran
kau sodorkan semua dengan pisau lidahmu hingga ku telan air mata biar tak ada bekas
aku mungkin tak paham apa inginmu apa harapmu apa gelisahmu
tapi aku coba dengarkan walau kau tak percaya tersenyum walau sakit tak susahkanmu walau ku harus
ternyata usahaku tak cukup yang kau ingin aku bungkam tanpa suara yang kau ingin aku diam terpasung
aku tau kau tak ingin buatku menangis tak mau buatku hilang arah
tapi kau pikir aku bocah yang merengek minta kenikmatan tanpa tau derita
sembah sujud tuk satu izinmu apa boleh aku menanak hidup dalam semesta? hingga nanti ku bawa jiwa dunia padamu tanpa kau perlu tanyakan mengapa aku menangis
ku pandangi secuil waktu yang tlah ku pinjam dari hidup... kemarin ku bungkam dalam ingatan hingga ia tersesat... sinis temani anomali air... tapi aku rindu bukan cuma jadi celotehan...
kuingat intuisi penuhi cairan otak dikala awal... kukira kalian sombong... ternyata kalian angkuh... kukira kalian cerdas... ternyata kalian licik... tapi ku lihat usaha tuk bersama...
semangat jadi nyanyian jiwa... hiraukan gunjingan... singkirkan kegagalan... hanya berusaha tuk jadi yang dinamis...
kuingat... saat bangunan awal kita bentuk... saat kita menanam benih baru pada bocah berseragam... saat kita rapatkan barisan dalam harapan tuk satu keyakinan... hingga emosi pernah jadi warna... saat tiupan lilin pertama yang berdiri tegak di atas tart... saat kita tinggalkan jejak membekas menuju tugu pusat kota... saat kita bangun keramaian hanya dengan lilin... saat obrolan panjang semalam suntuk... saat kita rekam semuanya dengan alat seadanya...
ku harap akan muncul sejarah baru bersama kalian... tak peduli ada atau tanpa siapa... tak cukup satu tiupan lilin tuk semua letupan... karena mimpi kita belum dimulai...
Katanya bumi kita lagi ngalamin perubahan iklim, emang perubahan iklim tu apa siy? Bukannya malah enak kalo tiba-tiba Indonesia jadi beriklim subtropis (lho…malah ngawur..). mungkin aja siy bisa, tapi sebelumnya Indonesia harus kehilangan ribuan pulaunya. Waduh…kok bisa? ya bisa lah…wong Artik yang punya salju abadi harus jadi lautan terlebih dahulu. Daripada ngomongnya ngelantur, saya mau sedikit sok tau buat jelasin apa itu perubahan iklim.
Perubahan iklim terjadi karena semakin menghangatnya suhu dipermukaan bumi (Kata hangat bukan dalam konotasi positif lho…). Dengan bertambahnya 10celcius aja udah ganggu keseimbangan dalam sistem kehidupan bumi. Tapi nyatanya menurut laporan para ahli yang tergabung dalam IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) rata-rata suhu permukaan bumi bertambah 0,74 0 celcius tiap tahunnya. Kalo naik terus lama-lama bumi ga bisa jadi tempat yang nyaman.
Gimana mau nyaman kalo bakal sering terjadi bencana seperti badai, banjir, kekeringan, bahkan kerusakan yang bakal terjadi di permukaan bumi seperti punahnya keanekaragaman hayati, penggurunan, mencairnya salju abadi di kutub selatan dan utara yang menyebabkan naiknya permukaan air laut, selain itu manusia semakin rentan terkena penyakit, dan yang paling parah terjadi krisis pangan. Kalau sampe itu terjadi (atau bahkan sudah terjadi) Indonesia termasuk yang paling awal ngerasain dampaknya perubahan iklim. Kok bisa? Coba aja kalian kira-kira sendiri, Indonesia sebagai Negara kapulauan yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia, sekitar 81000 km2 harus menghadapi efek dari mencairnya permukaan es di kutub selatan dan utara. Bukan Cuma itu, Indonesia juga akan mengalami bencana lainnya. Ih, serem banget kalo kita harus jadi pengungsi dari akibat perubahan iklim
Trus kita mesti gimana dong? Nanti dulu, saya mau sedikit jelasin penyebabnya dulu. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya gas rumah kaca (Co2, CH4, N2O, dll) ini numpuk di atmosfer, sehingga menghalangi sinar matahari yang seharusnya setelah diserap bumi, dipantulkan lagi ke luar angkasa. Sinar matahari yang ga bisa keluar itulah yang menyebabkan suhu bumi bertambah. Gasnya dari mana? 61% gas ini berasal dari pembakaran minyak bumi sebagai sumber energi kita, dan juga dari hasil pembakaran batu bara. Sisanya dari pembebasan lahan hutan, pertanian, sampah dll.
Nah kita kan udah tau penyebab paling basar ada di kesalahan penggunaan sumber energi, trus sekarang muncul pertanyaan energi apa yang baik untuk memperlambat laju perubahan iklim? wah…kalo urusan ini sebenernya Indonesia paling banyak punya energi terbarukan yang bisa dimanfaatin sebagai sumber energi utama. Penah denger kan kalo Indonesia itu Negara yang paling banyak gunung berapinya? nah pasti banyak wilayah Indonesia yang bisa jadi sumber energi geothermal. Bukan Cuma itu, wilayah Indonesia yang beriklim tropis yang kebanyakan daerahya berada di pesisir juga bisa jadi keuntungan bagi Indonesia untuk memanfaatkan energi surya, angin, microhydro. Sampe-sampe sampah dan kotoran pun bisa jadi bahan energi biomassa. Sebenernya bukan Cuma merubah energi kotor ke energi bersih atau energi fosil jadi energi terbarukan untuk mencegah perubahan iklim, tapi kita juga harus memanfaatkan seefisien mungkin energi yang tersedia.
Lha trus kalo dah tau gmn caranya kita merealisasikan semua itu toh konfersi energi harusnya kan jadi kerjaan penerintah? Banyak banget yang bisa kita lakukan, apa lagi kita kan ini muda, merah, dan berrrbaaahhaaayyyaa… Kita mulai aktif untuk mencari tau agar pemahaman kita nambah. Kalo kita dah ngerasa cukup tau kita bagi-bagi ilmu yang kita tau ke orang lain, tapi jangan asal ngomong tanpa tau itu bener atau engga. Bukan Cuma partai politik doang yang bisa kampanye, tapi kita juga bisa kampanye agar kita sampai pada seluruh masyarakat dunia yang sadar dan mau bersama-sama melawan perubahan iklim. Waduh…emang bisa ya? Kesadaran terbentuk dari diri masing-masing, jadi kita mulai dari diri sendiri untuk lebih akitf peduli akan sekitar, toh ga ngerugiin kita juga!
saya sama halnya dengan yang lain, seorang anima intelektiva yang punya nalar dan kehendak. Sadar klo ga bakat nulis, jadinya bikin blog bukan terbitin buku.
Maaf Aku Tak Sempurna
-
Maaf aku tak bisa sesempurna itu
Seperti apa yang mungkin kamu mau
Maaf mungkin aku tak utuh penuhi harapmu
Karena menjadi yang "bukan aku" terasa sulit bagi...
journey for dream
-
Ada begitu banyak cerita heroisme yang kita dengar, lihat, atau baca. Tapi
buatku kisah yang paling menarik adalah kisah tentang para pelaut. Karena
tiap k...