Bagai tokoh
baru yang juga jenuh akan sepi, kita masuk dalam lakon baru sebagaimana kita
rasakan dan kita ketahui.
Disaat
letupan kelap kelip langit jadi tanda perayaan, gurauan basa-basi di pagi buta menyelipkan
rasa..
Meletup...letup..
mungkin hati ini sedang bergejolak seperti popcorn
yang mengembang..
Memulai
mentari pagi sekaligus membuat gugusan malamku dengan jutaan cerita yang
tersusun rapih dalam kebahagiaan..
Lalu
menyimpannya dalam kotak milik pandora yang berisi dosa-dosa tentang indahnya
hidup.
Puluhan
keraguan dan tanda tanya dilontarkan mereka
Yang
lagi-lagi hanya kita yang tahu rasa itu.
Mungkin
daratan dan samudra tau kisahnya
Aku ingat....
Saat aku
harus bungkam tentang keluhku
Saat aku
diam-diam menghitung mundur
Aku juga
ingat...
Saat aku
harus membelah kota hanya untuk melepas lelah
Saat aku
menelan penat dalam seonggok kapal tua
Di saat itu
lagi-lagi terserah pada takdir
Namun kita
tetap menjaga rasa agar tidak luntur
Mencoba
terbiasa bukan merasa biasa
Memahami
semua gejolak
Sampai tiba
kembali kita rasakan bersama
Dengan bangga
kita jawab tanda tanya mereka
Hanya ada
satu aksara dalam ruang dan waktu kami
“candu”
Hingga saat
ini kita yakin untuk mengikat janji
Akan terus
merajut cerita
Bersama
tersenyum hingga senja nanti
Bersatu
dikala kalam butuh pelita
Saling
mengerti dan berbagi
Dengan satu
keyakinan kita yang akan tetap sama
Skenario
hidup itu tetap indah