Selasa, 22 Juni 2010

entah dimana

0 komentar


Ribuan langkah kaki membekas di belakangku

tapi mungkin butuh milyaran langkah lagi untuk ku sampai

telusuri terus jalan setapak itu

tak juga kutemukan keindahan

apa yang ku sebut indah itu terlalu berlebihan?

Hingga tak mungkin menembus yang nyata

hanya terbelenggu dalam keanehan imajinasi yang fana

bosan aku mempermainkan nafsuku

atau bukan bosan yang terjadi

melainkan aku sudah tersesat?

Ku biarkan diriku tersesat

hingga ku hanya akan temukan bekas milyaran jejak langkahku

ternyata ku hanya semakin jauh berjalan kebelakang

mei 2010

represi

0 komentar
Bita : hei kenapa lg denganmu?
Aku : hah?Tak ada apa2..
Bita : jangan lagi kau halangi dia tuk keluar..
Aku : untuk apa ku keluarkan kalau dia tak lagi punya makna diluaran?
Bita : hmm..Benar juga siy..Maknanya cuma muncul tersirat..Tapi jangan kamu biarkan dia mengobrak-abrik..
Aku : tentu..Aku tak akan izinkan..Tp aku msh boleh menangis kan?
Bita : itu urusanmu..

***

bita : apa lagi sekarang?
Aku : aku tak bisa hilangkan dia..Sama seperti ku tak bisa lenyapkan kamu..
Bita : hmm..Aku cemburu..
Aku : maaf bukan maksudku..
Bita : ya...ya...ya...ya..

Energi itu pun terselip masuk entah mengumpat dimana Tapi dia pasti akan keluar entah berwujud apa..Sesuai dgn hukum kekekalannya..

februari 2010

terganti

0 komentar
Lari..Lari..Hingga tak lg sanggup ku kejar..
Hingga ku pasrah relakan seribu rasa yang dulu pernah bergejolak..
Hingga tak sadar hilang yang dulu kutakuti kini bergulir..
Digantikan tokoh baru yg juga jenuh akan sepi..

Kemarin ku tunggu..
Seperti menunggu hujan di musim kemarau..

Awal tahun yang biasa..
Dimana ku hrs rela bagi waktuku pd kawan yg tak mampu kembali harmonis..
Letupan kelap kelip tanda perayaan..
Hangat tubuh tak mampu menahan dingin yg menyengat..
Hingga ku harus meringkuk dlm selimut usang..
Hingga pagi yang tak di sangka muncul rasa..

Terbenamnya senja yg usang..Terbitny fajar d awal yg baru..

mei 2010

Kotradiksi itu jd pilihan

0 komentar

Awal tahun..
Aku memilih membagi wkt pada teman yang tak lagi harmonis..

Malam itu jadi yang terakhir ku tertawa bersama si merah..

Namun jd yg pertama ku kenal kau..
gurauan basa-basi dipagi buta..

Megaria..
Aku tak pernah suka perayaan berbagi cokelat..

Entah ada apa aku bersedia hadir relakan senda gurau yg jarang ku lewatkan..
bertemu kau yang entah ku kenal..

26..
Ku pilih telan smua omonganku..

Tinggalkan atribut gengsi patahny ucapanku..
Hingga saat ini..

temukan kau yg bersedia ada untuk ku..


Kau yg kini jadi candu..

Walau kadang ku rasa itu aneh..


Semoga aku tak lagi salah..kau tak lagi enyah.. Tak juga aku yang pergi..Berharap bisa mengerti dan membagi.. Tuang semua kegelisahan kita..dengar semua cerita kita.. Coba pahami semua gejolak..

Terima yg ada

mei 2010

Iklim juga Butuh Perempuan

0 komentar

Dampak perubahan iklim telah secara nyata di rasakan oleh berbagai kalangan masyarakat di seluruh dunia, seperti tingginya curah hujan, meningkatnya volume air laut, cuaca yang sulit diprediksi, intensitas bencana yang relatif lebih tinggi, ancaman gagal panen serta munculnya berbagai penyakit akibat perubahan cuaca yang cukup ekstrim.

Sehubungan dengan aktivitas manusia yang menjadi faktor utama terjadinya perubahan iklim, dibutuhkan solusi yang tepat sasaran mengacu pada perubahan pola aktifitas manusia yang lebih memperhatikan lingkungan.

Tentu tiap penduduk bumi bertanggung jawab atas terjadinya perubahan iklim, dan perempuan sebagai bagiannya mempunyai andil yang cukup besar. Namun proses negosiasi perubahan iklim internasional didominasi laki-laki. Padahal perubahan iklim berdampak lebih besar pada negara-negara berkembang dan paling dirasakan penduduk miskin yang sebagian besar adalah perempuan. Dampak perubahan iklim seperti bencana banjir dan kekeringan akan semakin memberatkan perempuan karena “sudah menjadi tugas mereka” untuk merawat keluarga. Selain itu, dalam sebuah bencana, umum terjadi sebagian besar korban adalah perempuan. “Karena ini diperlukan studi mengenai dampak perubahan iklim serta penanganannya, baik bagi perempuan maupun laki-laki
Kontribusi perempuan?

Keluarga adalah sebuah organisasi terkecil dalam tatanan masyarakat. Organisasi yang didalamnya bisa terdiri dari seorang suami, seorang istri, baik dengan anak atau tidak, dan mungkin masih ada orang yang lain lagi. Sebagai sebuah organisasi, masing-masing organ menempati posisi masing-masing, bersinergi, sehingga roda organisasi itu bisa bergerak dan berfungsi. Perempuan atau seorang ibu dalam keluarga merupakan jantung yang memompa dan mengatur kebiasaan-kebiasaan dari yang terkecil. Semua kebiasaan yang baik yang diterapkan di rumah akan berdampak pada setip anggota keluarga sebab perilaku manusia diawali dari pengaruh keluarga.

Kembali dari masalah aktifitas manusia yang menjadi faktor utama terjadinya perubahan iklim, secara radikal dapat dimulai dari tatanan keluarga. Perubahan pola penggunaan energi yang efisien dalam unit terkecil dari masyarakat dapat berpengaruh besar apabila dilakukan serentak. Sehingga anggapan bahwa penggunaan energi terbesar di Indonesia adalah sektor rumah tangga dapat teratasi dengan adanya penggunaan yang efisien dari pemakainya. Dalam masyarakat khususnya Indonesia sudah menjadi peran perempuan untuk bertanggung jawab atas pengadaan dan penggunaannya khususnya pada ibu rumah tangga. Tentu sangat penting peran perempuan dalam memecahkan solusi untuk mengurangi laju perubahan iklim yang terus mengancam.

Lalu bagaimana mekanisme manajemen dalam keluarga yang dilakukan oleh perempuan itu berlangsung untuk mencapai tujuannya?

Jumat, 19 Februari 2010

tak guna iri pada gudik...

0 komentar
Aku tak perlu ubahnya jadi boneka cantik tuk tampil....
Cukup aku jadi aku sebaigamana aku tau dan aku rasakan....

Aku bukan korban komoditas yang ditawarkan iklan produk kecantikan...
Biar aku jadi aku sebaigamana aku tau dan aku rasakan....

Tak sudi aku jadi mainan yang dibungkus cantik hanya untuk dibeli...
Sebab aku jadi aku sebaigamana aku tau dan aku rasakan....

Kau sebut aku iri?
Wow... Aku pun tak pernah lirik kau jadi manusia....
Untuk apa aku iri pada diri yang tak humanis...
bahkan sudi relakan dirinya sendiri...
rela baluri kotoran pada dirinya yang picik...

Sinting kau bilang aku iri padamu!!!

percikan apimu hanya buatku tergelitik hingga aku ingin tertawa lebih lagi darimu...
ketololanmu justru buka tabir keganjilanmu...
dulu aku berharap ada cara tuk orang tau kau munafik...
ternyata aku tak perlu cari caranya...
sebab kau sendiri yang umbar...

kau gelar tikarmu dan buka lapakmu dengan sajian koloni-kolonimu...
hanya sekedar pamerkan ketangguhanmu....
sayang...koloni-kolonimu itu tak lebih dari sampah....
tak paham betul makna idealis alih-alih yang dipertahankan cuma ego...
semakin tertawa aku....

kalian hanya cecunguk-cecunguk yang bergelimpangan di bumi...
sekedar punya otak hebat tapi tak paham profesionalitas....

semakin tertawa lepas aku...
tau kurirmu berlagak jadi intel murahan untuk dapati yang aku punya...
miris kau hanya bisa pura-pura berilmu...
masih berani kau bilang ilmu hidup pun cukup??
sedang kau cari cara dapat ilmu yang kubeli...

lagi-lagi aku ucapkan terima kasih atas kebencian kau terhadapku...
tak akan ku pinta kau hapus air mataku...sebab ku tak akan tangisi kepergianmu...

Selasa, 19 Januari 2010

lenyap tak sisakan

0 komentar
aku tak suka ia melebur hilang entah...
diksi dan bait lari tak ingin dicari...
menyisakan jemari yang kaku...
torehannya enyah hingga mati rasa...

aku bukan maestro ulung...
melainkan hanya pengagumnya...
puas bila buket akssara itu utuh...
tinggali warna lain pada latarnya...
tak sempurna...
sebab aku bukan pujangga lihai...
tapi simpan cerita yang ku pinjam dari hidup...

ku harap kau tak sedang menunggu di ujung jurang...
semalam nafasku terengah-engah...
bangun dari mimpi burukku...
ku lihat kau berdiri di tepinya...
ingin mati karena inspirasi tak sisakan kata...
kau linglung tak mampu temukan gantinya...

sastraku hanya celotehan...
kini mulai layu tak lagi harum kucium...
warnanya pun pudar semakin luntur...
buat ku gusar...
ia tak lagi singgah...
 

pena dalam pandora... Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template