Rabu, 29 April 2009

cibiran untuk siapa?

1 komentar


bibir ini ingin mencela


kota metropolitan ini semakin sesak dipenuhi orang-orang bodoh


aspal-aspal kota dirusak oleh roda-roda kemunafikan


rela jadi pesuruh hanya untuk menikmati kehidupan yang menggerogoti kenikmatan yang semestinya


pijakan ini telah diusik

....

0 komentar

detikan waktu tak kenal henti


setiap kepingan tak lagi utuh


bulat terkikis debur ombak


akankah kembali rujuk?



yang raya punya kuasa

Minggu, 05 April 2009

Pilar Bangsa Menurut Saya

0 komentar
Sebagian besar pemuda (youth) adalah remaja.
Ong Hok Ham pernah mencatat asal-usul munculnya kata pemuda. Ironisnya, kata ’pemuda’ ternyata adalah konstruksi kolonial. Pemuda adalah nama lain dari pengacau, ekstrimis, teroris. Hal ini bukanlah tanpa alasan, orang Belanda mengadopsi pemikiran Jawa tentang kekuasaan yang menempatkan Kaum Tua dengan kebijaksanaan dan pengalaman, sedangkan Orang Muda adalah ketidakmatangan dan tiba suatu saat nantinya diintegrasikan dalam dunia orang dewasa (Kaum Tua).
Remaja (adolescence)? Jean Piaget dalam teori kognitif menyebutkan remaja merupakan fase kehidupan dimana manusia mengalami goncangan akibat terjadi peralihan dari masa kanak-kanak menuju manusia yang berfikir abstrak, logis, dan idealis. namun masa remaja inilah masa yang paling penting. Dan dalam bukunya ‘The Republik’, Plato menjelaskan adanya tiga bagian perkembangan manusia yaitu keinginan, semangat, dan nalar. Nalar adalah bagian tertinggi yg baru muncul pada saat remaja.
Remaja berada dalam periode perkembangan yang paling optimal dibanding periode kehidupan lainnya. Remaja punya cukup banyak energi untuk dipergunakan, punya otot-otot fisik yang kuat. Secara psikis, kemampuan konsentrasi remaja ada dalam kondisi prima. Maka tak heran kalau remaja yang merupakan bagian dari kaum muda dianggap sebagai ujung tombak dari perubahan dan kemajuan bangsa.

Pemuda sebagai makna perubahan
Dengan potensi yang dimilki pemuda bangsa ini, maka yakinlah bahwa pemuda dapat merubah realita yang ada sekarang menjadi lebih baik. Tentu ini sudah tergambar jelas dalam sejarah dimana pemuda mampu menggerakkan dan mengubah dunia. Sejumlah fakta sejarah di bangsa ini, seperti Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Proklamasi 17 Agustus 1945, gerakan pemuda dan mahasiswa di tahun 1966 hingga reformasi Indonesia pada Mei 1998, peran signifikan kaum muda untuk perubahan tidak terbantahkan.
Setelah merujuk dari fakta bahwa pemuda merupakan pioner dari sebuah perubahan, marilah kita berkaca apakah potensi pemuda sebagai agent of change sudah bisa dikatakan optimal? Menurut PBB usia 15-24 dikatakan sebagai pemuda (youth). Jumlah pemuda Indonesia mencapai sekitar 80,7 juta orang dari total 220 juta rakyat Indonesia. Dalam periode yg sama China sedang bingung dengan jumlah penduduk usia lanjut yang lebih banyak, sedangkan bangsa ini malah disuguhlan dengan potensi anak muda yang melimpah.
Kita akui, pengaruh sistem kehidupan yang berlaku dalam suatu kurun kehidupan sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan perilaku manusia yang hidup pada zaman tersebut. Ibarat tabula rasa (kertas kosong) manusia akan terbentuk dari pengetahuan yang diperolehnya semasa ia hidup. Dengan kondisi pendidikan, politik, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain sebagainya, apakah generasi penerus bangsa itu mendapatkan pengetahuan yang terbaik? Tentu kita tidak dapat mengkambinghitamkan satu pihak, namun marilah kita mulai bercermin apakah pemuda bangsa ini dapat menjadi pilar-pilar penyokong agar bangsa ini tetap kokoh sekaligus semagai motor penggerak pembangunan.

mereka yang cuek terhadap kondisi kehidupan masyarakat.
Mereka yang merasa bahwa zona kenyamanan adalah hidup yang berjalan lurus dan mengikuti jalan yang sudah ada. Kaum muda yang bangga menjadi kaum terpelajar namun tak mau dibuat pusing oleh keanehan-keanehan yang seharusnya perlu dibenahi bersama. Bagi kelompok seperti ini keberhasilan studi merupakan cita-cita yang paling dijunjung tinggi dan senantiasa jadi haluan perjuangannya. pengetahuan memang cukup mereka kuasai, namun tidak berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam kehidupan masyarakat.
Dalam studinya, kelompok ini memang relatif banyak berhasil; namun mereka belum menjadi pemuda dambaan bangsa. Kehidupan kelompok ini hanya berkisar antara kampus dan rumah. Angan-angan mereka Setelah lulus kuliah, kerja untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan. Dari sini tergambar jelas terbentuknya sistem individualis. Menjadikan nilai-nilai kemanusiaan tidaklah lagi penting karena yang terpenting adalah bagaimana menyelamatkan diri sendiri dari kesengsaraan. Mereka membuat standar bahwa yang penting adalah yang bermanfaat bagi dirinya dan tidak merugikan orang lain.

mereka yang terpesona dengan sistem kehidupan saat ini.
Mereka yang terbuai dengan segala bentuk kenikmatan yang mungkin dirasakannya saat ini. Mereka yang senang menghabiskan waktu dan uang mereka guna memenuhi segala kepuasan mereka. Pergi ke mall untuk membeli produk yang sedang marak diperbincangkan, makan junk food, menggunakan handphone paling muktahir dan segala hal yang tak mereka sadari telah menjadikan mereka sebagai kaum yang tak peduli sesama dan menjadi kaum konsumerisme.
Tidak hanya itu, mereka bahkan sudah terjerumus ke dalam hal-hal yang menyimpang. kita dapat lihat bukti nyata dari kekacauan yang mereka perbuat dari mulai tawuran yang saat ini mulai menjalar ke kalangan mahasiswa, beredarnya video mesum kaum terpelajar, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat Aditif lainnya), seks bebas, aborsi, dan tindakan kriminal yang dilakukan pemuda. Apakah itu yang didambakan bangsa ini? Jawabannya jelas 100% bukan itu.

Mereka yang bersemangat, peduli, dan mau bertanggung jawab
Mereka lah yang didambakan bangsa ini. Mereka yang peduli dengan nasib bangsanya kelak. Merasa bahwa tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Karena segala sesuatunya harus ada yang memulai dan juga terus dipertahankan. Mereka yang tidak hanya mengkabinghitamkan satu pihak, namun lebih memilih untuk bergerak melakukan perubahan. Bukan hanya merubah dirinya tapi juga orang lain agar issue politik, ekonomi, pendidikan, lingkungan, budaya, dan lain sebagainya menjadi penting untuk diperdebatkan dan difikirkan bersama-sama. Menjadikan masalah, keanehan, dan penyimpangan yang sedang terjadi di bangsa ini sebagai tanggung jawab semua pihak termasuk dirinya.

Penutup
Saya bukan bermaksud menggurui melainkan saya di sini hanya ingin menyampaikan apa yang saya rasakan. Betapa besar potensi yang bangsa ini punya, bukan potesi minyak bumi, batu bara, renewable energy dan kekayaan alam lainnya tapi potensi para generasi penerus bangsa yang apabila tidak kita kembangkan justru akan menjadi bumerang bagi kelangsungan bangsa ini kelak. Jadi mulai lah dari hal kecil untuk melakukan perubahan, karena semua bentuk yang besar berasal dari yang terkecil.
 

pena dalam pandora... Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template