Selasa, 22 Juni 2010

Iklim juga Butuh Perempuan



Dampak perubahan iklim telah secara nyata di rasakan oleh berbagai kalangan masyarakat di seluruh dunia, seperti tingginya curah hujan, meningkatnya volume air laut, cuaca yang sulit diprediksi, intensitas bencana yang relatif lebih tinggi, ancaman gagal panen serta munculnya berbagai penyakit akibat perubahan cuaca yang cukup ekstrim.

Sehubungan dengan aktivitas manusia yang menjadi faktor utama terjadinya perubahan iklim, dibutuhkan solusi yang tepat sasaran mengacu pada perubahan pola aktifitas manusia yang lebih memperhatikan lingkungan.

Tentu tiap penduduk bumi bertanggung jawab atas terjadinya perubahan iklim, dan perempuan sebagai bagiannya mempunyai andil yang cukup besar. Namun proses negosiasi perubahan iklim internasional didominasi laki-laki. Padahal perubahan iklim berdampak lebih besar pada negara-negara berkembang dan paling dirasakan penduduk miskin yang sebagian besar adalah perempuan. Dampak perubahan iklim seperti bencana banjir dan kekeringan akan semakin memberatkan perempuan karena “sudah menjadi tugas mereka” untuk merawat keluarga. Selain itu, dalam sebuah bencana, umum terjadi sebagian besar korban adalah perempuan. “Karena ini diperlukan studi mengenai dampak perubahan iklim serta penanganannya, baik bagi perempuan maupun laki-laki
Kontribusi perempuan?

Keluarga adalah sebuah organisasi terkecil dalam tatanan masyarakat. Organisasi yang didalamnya bisa terdiri dari seorang suami, seorang istri, baik dengan anak atau tidak, dan mungkin masih ada orang yang lain lagi. Sebagai sebuah organisasi, masing-masing organ menempati posisi masing-masing, bersinergi, sehingga roda organisasi itu bisa bergerak dan berfungsi. Perempuan atau seorang ibu dalam keluarga merupakan jantung yang memompa dan mengatur kebiasaan-kebiasaan dari yang terkecil. Semua kebiasaan yang baik yang diterapkan di rumah akan berdampak pada setip anggota keluarga sebab perilaku manusia diawali dari pengaruh keluarga.

Kembali dari masalah aktifitas manusia yang menjadi faktor utama terjadinya perubahan iklim, secara radikal dapat dimulai dari tatanan keluarga. Perubahan pola penggunaan energi yang efisien dalam unit terkecil dari masyarakat dapat berpengaruh besar apabila dilakukan serentak. Sehingga anggapan bahwa penggunaan energi terbesar di Indonesia adalah sektor rumah tangga dapat teratasi dengan adanya penggunaan yang efisien dari pemakainya. Dalam masyarakat khususnya Indonesia sudah menjadi peran perempuan untuk bertanggung jawab atas pengadaan dan penggunaannya khususnya pada ibu rumah tangga. Tentu sangat penting peran perempuan dalam memecahkan solusi untuk mengurangi laju perubahan iklim yang terus mengancam.

Lalu bagaimana mekanisme manajemen dalam keluarga yang dilakukan oleh perempuan itu berlangsung untuk mencapai tujuannya?

0 komentar:

Posting Komentar

 

pena dalam pandora... Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template